Citra penginderaan jauh dapat pula
disajikan menggunakan computer dalam bentuk larik piksel, dimana masing-masing
piksel berhubungan dengan nilai digital yang merepresentasi tingkat kecerahan
piksel tersebut pada citra. Data seperti ini disebut dengan data format
digital. Interpretasi visual dapat pula dilakukan dengan mengamati citra
digital pada layer komputer.
Interpretasi dapat dilakukan dengan
tampilan hitam putih atau citra berwarna. Citra hitam putih menampilkan citra
satu saluran yang disajikan dengan perbedaan tingkat keabuan (greyscale).
Piksel dengan nilai rendah akan representasi dengan warna hitam dan nilai
tinggi direpresentasi dengan warna putih. Perbedaan nilai pantulan spectral
yang terrekam pada sensor menjadikan nilai pada tiap piksel citra bervariasi.
Variasi inilah yang selanjutnya diwujudkan dengan tampilan gradasi hitam putih
tersebut pada citra dan membentuk gambaran obyek di muka bumi.
Citra berwarna merupakan tampilan citra dengan multi
saluran yang dihubungkan dengan penembak warna merah, hijau dan biru (RGB) pada
computer. Variasi nilai pada suatu koordinat piksel yang sama akan mempengaruhi
intensitas masing-masing warna yang muncul dilayar komputer. Efek dari proses
ini adalah tampilnya citra dengan warna-warna pada obyek-obyeknya. Warna-warna
obyek sangat tergantung dari kombinasi saluran yang digunakan dalam penampilan
tersebut. Tampilan citra ini sering pula disebut dengan tampilan multi
spektral.
Ketika data penginderaan jauh
berbentuk digital, maka proses dan analisis digital dapat dilakukan dengan
menggunakan komputer. Proses dan analisis digital citra dilakukan untuk
mempertajam atau meningkatkan kualitas dan akurasi interpretasi secara visual
terhadap citra tersebut. Dalam proses dan analisis digital, dapat dilakukan proses
otomasi identifikasi obyek dan penyadapan informasi. Proses otomasi ini
mengurangi intervensi dari interpreter pada proses interpretasi tersebut. Hal
seperti ini sering dilakukan untuk melengkapi dan membantu analis oleh
interpreter citra.
Prinsip interpretasi secara digital:
·
Adalah mengubah data
numerik menjadi informasi untuk keperluan tertentu
·
Tiap piksel memiliki
nilai spektral tertentu atau yang biasa disebut nilai pixel
·
Kenampakan obyek yang
berbeda pada citra dikarenakan adanya perbedaan interval nilai yang
merepresentasikannya, selain kesan pola spektralnya juga berbeda.
Syarat
pengolahan data digital
·
Ketersediaan citra
penginderaan jauh yang nilai spektralnya dinyatakan dalam bentuk digit.
Berbagai jenis citra penginderaan jauh satelit Landsat, SPOT, IKONOS, Quick
Bird, ALOS, dll yang dapat diolah secara digital.
·
Adanya teknologi
komputer yang canggih
·
Algoritm yang dapat
diterapkan bagi penginderaan jauh
·
Metodologi atau
strategi untuk analisis.
Menurut
Lintz Jr. dan Simonett dalam Sutanto (1994:7), ada tiga rangkaian kegiatan yang
diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra, yaitu:
a.
Deteksi, adalah pengamatan adanya suatu objek, misalnya pada gambaran sungai
terdapat obyek yang bukan air.
b.
Identifikasi, adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan
menggunakan keterangan yang cukup. Misalnya berdasarkan bentuk, ukuran, dan
letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu
motor.
c.
Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya dengan mengamati
jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut perahu
motor yang berisi dua belas orang.
Citra satelit yang dapat dilakukan interpretasi
secara manual adalah jenis citra dengan resolusi spesial yang tinggi sperti
citra ikonos, quick bird, Aloss dsb. Interpretasi dilakukan dengan menggunakan
kunci-kunci interpretasi visual (Sutanto,1986) yang terdiri dari rona/warna,
pola, bentuk, ukuran, tekstur, situs, dan asosiasi.
Untuk melakukan interpretasi citra maupun foto
udara digunakan kriteria / unsur interpretasi yaitu terdiri dari rona atau
warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, bayangan, situs dan asosiasi (Sutanto,
1986). Adapun penjelasan masing-masing unsur menurut lillesand dan kiefer
(1979) dan Sutanto (1986):
a.
Rona/warna
Rona
adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Rona
merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya. Sedangkan warna adalah
wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit
dari spektrum tampak.
b.
Bentuk
Bentuk
merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek, sehingga dapat mencirikan
suatu penampakan yang ada pada citra dapat diidentifikasi dan dapat dibedakan
antar objek
c.
Ukuran
Ukuran
ialah atribut onyek obyek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng,
dan volume. Dengan kata lain ukuran
merupakan perbandingan yang nyata dari obyek-obyek dalam citra maupun foto
udara, yang menggambarkan kondisi lapangan
d.
Tekstur
Tekstur
adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek
yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Misalnya tekstur sawah
akan terlihat lebih halus daripada kebun.
e.
Pola
Pola
atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan
manusia dan bagi beberapa obyek alamiah lainnya. Dalam mengintrepetasi citra
atau foto udara pola sangat diperhatikan, guna membedakan antara obyek-obyek
yang hampir sama karakteristiknya, jika diintrepetasi unsur-unsur sebelumnya.
f.
Bayangan
Bayangan
sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru
lebih tampak dari bayangannya. Bayangan juga dapat membantu mengetahi
ketinggian suatu bangunan atau yang lainnya. Selain itu bayangan juga membantu
menentukan arah mata angin serta pengenalan terhadap suatu obyek yang
kemungkinan sulit diketahui sebelumnya.
g.
Situs
Situs
atau lokasi suatu obyek dalam hubungannyadengan obyek lain dapat membantu dalam
mengintepretasi foto udara ataupun citra ikonos. Contoh situs permukiman
memanjang pada umumnya terletak disepanjang tepi jalan.
h.
Asosiasi
Asosiasi
dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang
lain, dengan kata lain asosiasi ini hampir sama dengan situs. Seperti stasiun
kereta api sering berasosiasi dengan jalan kereta api yang bercabang (jumlahnya
lebih dari satu)
Karakteristik Interpretasi Manual
dan Digital
Interpretasi manual banyak dilakukan
terhadap data foto udara. Interpretasi ini dilakukan dengan mengamati cata foto
tersebut. Berbeda dengan interpretasi digital, metode ini dilakukan secara
digital dengan menggunakan komputer. Kedua model interpretasi tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda. Berikut adalah klasifikasinya:
Interpretasi Manual
|
Interpretasi Digital
|
Interpretasi manual biasanya memerlukan lebih
sedikit peralatan khusus
|
Interpretasi digital memerlukan peralatan yang
khusus dan relative mahal
|
Interpretasi manual melakukan analisis secara
relative sederhana terhadap satu saluran atau citra tunggal.
|
Interpretasi digital dapat melakukan analisis yang
kompleks terhadap beberapa saluran citra secara multispektral, multi
temporal, dan multi spasial.
|
Interpretasi manual merupakan proses yang bersifat
subyektif sehingga hasil interpretasinya sangat mungkin terjadi perbedaan
antara seorang interpreter dengan interpreter lainnya.
|
Interpretasi digital melakukan analisis terhadap
nilai digital citra yang terkandung pada tiap larik piksel sehingga hasil
interpretasi citra ini relative obyektif dan konsisten.
|
Karakteristik
objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran,
pola, bayangan, rona/warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti
|
pengklasifikasian
citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan secara
otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan
mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola spasial dan pengenalan
pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan (spasial)
tertentu.
|
Sesuai dengan karakteristik dari masing-masing metode interpretasi
tersebut, kedua model interpretasi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari
interpretasi citra manual dan interpretasi citra digital.
Metode
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Interpretasi Visual/Manual
|
-
Pengetahuan
interpreter bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin
-
Penerapan
skala pemetaan fleksibel
|
-
Proses
interpretasi memerlukan waktu lama
-
Hasil
interpretasi bersifat subyektif dan berbeda pada setiap interpreter
|
Klasifikasi Digital
|
-
Waktu
pemrosesan relatif singkat
-
Parameter
kuantitatif dari citra bisa diekstrak
|
-
Pengetahuan
interpreter tidak bisa dimanfaatkan
-
Penerapan
skala pemetaan tidak fleksibel
|