Minggu, 18 Oktober 2015

Perbedaan Interpretasi Citra Manual dan Citra Digital




Citra penginderaan jauh dapat pula disajikan menggunakan computer dalam bentuk larik piksel, dimana masing-masing piksel berhubungan dengan nilai digital yang merepresentasi tingkat kecerahan piksel tersebut pada citra. Data seperti ini disebut dengan data format digital. Interpretasi visual dapat pula dilakukan dengan mengamati citra digital pada layer komputer.
Interpretasi dapat dilakukan dengan tampilan hitam putih atau citra berwarna. Citra hitam putih menampilkan citra satu saluran yang disajikan dengan perbedaan tingkat keabuan (greyscale). Piksel dengan nilai rendah akan representasi dengan warna hitam dan nilai tinggi direpresentasi dengan warna putih. Perbedaan nilai pantulan spectral yang terrekam pada sensor menjadikan nilai pada tiap piksel citra bervariasi. Variasi inilah yang selanjutnya diwujudkan dengan tampilan gradasi hitam putih tersebut pada citra dan membentuk gambaran obyek di muka bumi.
Citra berwarna merupakan tampilan citra dengan multi saluran yang dihubungkan dengan penembak warna merah, hijau dan biru (RGB) pada computer. Variasi nilai pada suatu koordinat piksel yang sama akan mempengaruhi intensitas masing-masing warna yang muncul dilayar komputer. Efek dari proses ini adalah tampilnya citra dengan warna-warna pada obyek-obyeknya. Warna-warna obyek sangat tergantung dari kombinasi saluran yang digunakan dalam penampilan tersebut. Tampilan citra ini sering pula disebut dengan tampilan multi spektral.
Ketika data penginderaan jauh berbentuk digital, maka proses dan analisis digital dapat dilakukan dengan menggunakan komputer. Proses dan analisis digital citra dilakukan untuk mempertajam atau meningkatkan kualitas dan akurasi interpretasi secara visual terhadap citra tersebut. Dalam proses dan analisis digital, dapat dilakukan proses otomasi identifikasi obyek dan penyadapan informasi. Proses otomasi ini mengurangi intervensi dari interpreter pada proses interpretasi tersebut. Hal seperti ini sering dilakukan untuk melengkapi dan membantu analis oleh interpreter citra.
      Prinsip interpretasi secara digital:
·         Adalah mengubah data numerik menjadi informasi untuk keperluan tertentu
·         Tiap piksel memiliki nilai spektral tertentu atau yang biasa disebut nilai pixel
·         Kenampakan obyek yang berbeda pada citra dikarenakan adanya perbedaan interval nilai yang merepresentasikannya, selain kesan pola spektralnya juga berbeda.
Syarat pengolahan data digital
·         Ketersediaan citra penginderaan jauh yang nilai spektralnya dinyatakan dalam bentuk digit. Berbagai jenis citra penginderaan jauh satelit Landsat, SPOT, IKONOS, Quick Bird, ALOS, dll yang dapat diolah secara digital.
·         Adanya teknologi komputer yang canggih
·         Algoritm yang dapat diterapkan bagi penginderaan jauh
·         Metodologi atau strategi untuk analisis.
Menurut Lintz Jr. dan Simonett dalam Sutanto (1994:7), ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra, yaitu:
a. Deteksi, adalah pengamatan adanya suatu objek, misalnya pada gambaran sungai terdapat obyek yang bukan air.
b. Identifikasi, adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Misalnya berdasarkan bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu motor.
c. Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya dengan mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut perahu motor yang berisi dua belas orang.
Citra satelit yang dapat dilakukan interpretasi secara manual adalah jenis citra dengan resolusi spesial yang tinggi sperti citra ikonos, quick bird, Aloss dsb. Interpretasi dilakukan dengan menggunakan kunci-kunci interpretasi visual (Sutanto,1986) yang terdiri dari rona/warna, pola, bentuk, ukuran, tekstur, situs, dan asosiasi.
Untuk melakukan interpretasi citra maupun foto udara digunakan kriteria / unsur interpretasi yaitu terdiri dari rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, bayangan, situs dan asosiasi (Sutanto, 1986). Adapun penjelasan masing-masing unsur menurut lillesand dan kiefer (1979) dan Sutanto (1986):
a.                   Rona/warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya. Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
b.                   Bentuk
Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek, sehingga dapat mencirikan suatu penampakan yang ada pada citra dapat diidentifikasi dan dapat dibedakan antar objek
c.                    Ukuran
Ukuran ialah atribut onyek obyek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Dengan kata lain  ukuran merupakan perbandingan yang nyata dari obyek-obyek dalam citra maupun foto udara, yang menggambarkan kondisi lapangan
d.                   Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Misalnya tekstur sawah akan terlihat lebih halus daripada kebun.
e.                   Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah lainnya. Dalam mengintrepetasi citra atau foto udara pola sangat diperhatikan, guna membedakan antara obyek-obyek yang hampir sama karakteristiknya, jika diintrepetasi unsur-unsur sebelumnya.
f.                     Bayangan
Bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya. Bayangan juga dapat membantu mengetahi ketinggian suatu bangunan atau yang lainnya. Selain itu bayangan juga membantu menentukan arah mata angin serta pengenalan terhadap suatu obyek yang kemungkinan sulit diketahui sebelumnya.
g.                   Situs
Situs atau lokasi suatu obyek dalam hubungannyadengan obyek lain dapat membantu dalam mengintepretasi foto udara ataupun citra ikonos. Contoh situs permukiman memanjang pada umumnya terletak disepanjang tepi jalan.
h.                   Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain, dengan kata lain asosiasi ini hampir sama dengan situs. Seperti stasiun kereta api sering berasosiasi dengan jalan kereta api yang bercabang (jumlahnya lebih dari satu)
Karakteristik Interpretasi Manual dan Digital
Interpretasi manual banyak dilakukan terhadap data foto udara. Interpretasi ini dilakukan dengan mengamati cata foto tersebut. Berbeda dengan interpretasi digital, metode ini dilakukan secara digital dengan menggunakan komputer. Kedua model interpretasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut adalah klasifikasinya:
Interpretasi Manual
Interpretasi Digital
Interpretasi manual biasanya memerlukan lebih sedikit peralatan khusus
Interpretasi digital memerlukan peralatan yang khusus dan relative mahal
Interpretasi manual melakukan analisis secara relative sederhana terhadap satu saluran atau citra tunggal.
Interpretasi digital dapat melakukan analisis yang kompleks terhadap beberapa saluran citra secara multispektral, multi temporal, dan multi spasial.
Interpretasi manual merupakan proses yang bersifat subyektif sehingga hasil interpretasinya sangat mungkin terjadi perbedaan antara seorang interpreter dengan interpreter lainnya.
Interpretasi digital melakukan analisis terhadap nilai digital citra yang terkandung pada tiap larik piksel sehingga hasil interpretasi citra ini relative obyektif dan konsisten.
Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona/warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti
pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan (spasial) tertentu.
Sesuai dengan karakteristik dari masing-masing metode interpretasi tersebut, kedua model interpretasi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.  Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari interpretasi citra manual dan interpretasi citra digital.
Metode
Kelebihan
Kekurangan
Interpretasi Visual/Manual
-          Pengetahuan interpreter bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin
-          Penerapan skala pemetaan fleksibel
-          Proses interpretasi memerlukan waktu lama
-          Hasil interpretasi bersifat subyektif dan berbeda pada setiap interpreter
Klasifikasi Digital
-          Waktu pemrosesan relatif singkat
-          Parameter kuantitatif dari citra bisa diekstrak
-          Pengetahuan interpreter tidak bisa dimanfaatkan
-          Penerapan skala pemetaan tidak fleksibel



 












Minggu, 27 September 2015

Peta Fungsi Kawasan Kabupaten Magelang



        Fungsi Kawasan
Peta Fungsi Kawasan diadapatkan dari overlay peta jenis tanah, peta kelerengan, dan peta curah hujan. Peta Fungsi Kawasan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya dan Kawasan penyangga yang didapatkan dari mengelompokkan nilai skor sebagai berikut:
No
Jenis Kawasan
Skoring
1
Kawasan Budidaya  
<125
2
Kawasan Penyangga
125-175
3
Kawasan Lindung
>175